RESTORAN
Kemajuan usaha
penyajian makanan dan minuman sekarang ini tidak terlepas dari sejarah
perkembangan perjalanan peradaban manusia di masa lalu. Menyebut kata restoran,
yang terpikir di benak kita adalah jajaran meja-meja yang tertata rapi,
kehadiran pelanggan menikmati sajian, pramusaji sibuk dengan pelayanannya, juru
masak sibuk mengolah hidangan, suara berdenting peralatan makan dan minum,
aroma hidangan yang mendominasi ruangan serta keluar masuknya pelanggan yang
silih berganti, bahkan suara musik terdengar sayup-sayup ikut mengisi ruangan
apakah musik berasal dari suara kaset ataupun musik hidup tergantung kesesuaian
restoran yang bersangkutan.
Cikal bakal
restoran dimulai pada 12.000 tahun sebelum masehi ketika suatu suku bangsa di
Denmark menggunakan dapur besar untuk memasak dan menyiapkan hidangan bagi
sekelompok orang guna menikmati hidangan secara bersama-sama. Lalu pada 4000
tahun sebelum masehi pertama kali didirikan kabaret di mana tempat ini dipakai
untuk menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan berkembang. Sekitar tahun 1200
di London terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan matang untuk dibawa
pulang dan 200 tahun kemudian warung-warung berkembang menjadi retoran dengan
fasilitas pelayanan yang semakin ditingkatkan. Penyajiannya menggunakan table cloth, peralatan makan dan minum
yang tertata rapi di atas meja makan, para juru masak menyusun makanan di platter (piring besar) dan diberi garnish untuk memperindah sajian
tersebut sehingga hidangan yang disajikan terlihat artistik.
Pada abad 16,
ketika Chaterine de Meidcis menikah dengan Henry II, ia membawa juru masak dari
Italia yang kemudian memperbaiki keahlian memasak di lingkungan kerajaan dengan
mengajarkan bagaimana mempersiapkan beberapa hidangan untuk diatur di meja banquet (perjamuan) dan dihias sangat
menarik. Begitu juga Oliver de Serres mendemonstrasikan bagaimana sayuran dapat
meningkatkan penampilan suatu hidangan dan dapat tercipta menu diet. Serres
membawa perubahan dalam seni pengolahan makanan kepada para staf ahli masak
raja Louis XIV dan membentuk mereka menjadi juru masak profesional serta kreatif,
hingga sekarang diakuaibahwa Pernacis mempunyai reputasi tinggi di dunia dalam
hal mengolah makanan.
Tahun 1765
Monsier Boulanger membuka restoran soup di kota bertuliskan “Venite Adme Omnes
Qui Stomacho Laboratoratis Et Ego Restaurabo Vos” yang artinya datanglah anda
semua kepada saya, bagi anda yang perutnya keroncongan karena lapar, saya akan
memulihkan kondisi anda. Tulisan ini mampu menarik perhatian orang yang
lewat untuk masuk ke restoran. Soup nya
di beri nama “ Le Restaurant Divin” yaitu obat untuk menyegarkan. Kata
“restaurant” berasal dari bahasa Perancis, asal kata “restaurer” berarti
memulihkan kembali.
Perkembangan
dunia yang semakin maju dan modern di tambah dengan perbaikan ekonomi yang
semakin membaik disertai dengan kian maraknya mobilitas manusia melakukan
aktifitasnya di luar rumah mengakibatkan semakin suburnya industri jasa
restoran dewasa ini.
Hotel sebagai
suatu kegiatan di bidang industri pariwisata merupakan badan usaha dalam bentuk
organisasi, yang mencakup unsur-unsur kumpulan orang (pengusaha dan karyawan).
Unsur proses pembagian kerja yang disesuaikan dengan fasilitas dan layanan,
juga sistem kerjasama antar orang-orang maupun bagian dalam mencapai tujuan
tertentu. Sebagai pedoman dasar, seksi yang biasanya diperlukan untuk
melaksanakan fungsi tata hidangan adalah restoran. Dimana restoran adalah suatu
usaha komersial yang menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan
dikelola secara profesional.
Hotel besar
maupun sedang kebanyakan memiliki lebih dari satu restoran untuk memberi
kesempatan para pelanggan memilih jenis restoran maupun makanan serta gaya
penyajian dengan harga yang bervariasi sesuai keinginan mereka. Dengan
banyaknya restoran yang tumbuh dan berkembang di perkotaan akhir-akhir ini
perlu kiranya kita untuk mengidentifikasikan klasifikasi restoran yang ada.
No comments:
Post a Comment